Kamis, 21 Februari 2013

Azka Gabagen

Akhirnya kena juga. Ya, anak saya, Azka menderita gabagen. Cerita ini berawal dari Sabtu, tepatnya tanggal 16 Februari 2013.

Sabtu, 16 Februar1 2013
Saya dan suami libur bekerja. Seperti biasa, kami menghabiskan waktu dengan anak kami, Azka. Mulai dari belanja ke pasar bersama - sama, memesan railing tangga untuk rumah kami, maupun sekedar bermain - main di dalam rumah. Saking asyiknya bermain, hari itu Azka melewatkan tidur siangnya. Akibatnya menjelang sore, kantuknya tidak tertahankan lagi. Diapun tertidur dan terbangun menjelang malam. Khawatir   perutnya lapar, saya ajak dia makan dan dilanjutkan dengan bermain sampai tengah malam. Pada saat jam menunjukkan pukul 02.00 WIB, Azka kembali tertidur.

Minggu, 17 Februari 2013
Pagi hari saat bangun tidur, badan Azka lebih hangat dari biasanya, terutama di bagian leher. Aktivitasnya masih seperti biasa, tetap aktif dan ceria. Nafsu makan dan minum susunya sedikit berkurang. Saya hanya mengira Azka kecapaian mengingat hari sebelumnya kurang tidur dan telat makan. Bahkan sore harinya, kamipun pergi ke Tlogosari setelah dijemput kakak ipar saya. Selepas Isya, suhu badan Azka bertambah panas, nafsu makan dan minumnya sangat berkurang. Kami buatkan ramuan khusus dari bawang merah yg telah dimemarkan, dicampur dengan minyak kayu putih dan sedikit perasan jeruk nipis. Kemudian kami oleskan ke badannya sambil dipijat sedikit. Tidak seperti biasanya, kali ini Azka menurut dipijat badannya, bahkan terlihat menikmati sekali pijatannya. Namun, pandangan matanya terlihat loyo. Duuh, kasihan sekali melihatnya. Saya pikir, dia capai sekali dalam dua hari ini. Malam itu, kami masih mengajaknya mengunjungi neneknya di Wonodri, mengingat sebelumnya sudah berjanji akan kesana. Pukul 21.30 WIB, kakak ipar mengantar kami pulang ke rumah. Azka tidur dengan gelisah. Mengingat suhu badannya meningkat menjadi 39.2, saya berikan dia obat penurun panas "Tempra". 

Senin, 18 Februari 2013
Pagi harinya suhu badan Azka turun, namun masih terasa hangat bila saya pegang. Nafsu makan dan minumnya sangat berkurang, saya harus sabar memintanya makan dan minum walaupun sedikit - sedikit. Lumayan rewel juga sehingga saya memutuskan ijin berangkat kerja agak siangan. Hingga saya berangkat kerja, naik bus, Azka memeluk saya erat - erat, tidak mau ditinggal bekerja. Duuuh, sempat kepikiran juga sih selama perjalanan dan berada di kantor. Saya menelpon neneknya untuk memastikan dia baik - baik saja. Sore harinya, suhu badan Azka masih hangat dan bertambah panas menjelang malam, sehingga saya berikan lagi obat penurun panas "Tempra". Malam itu dia mengeluh gatal di badannya sepanjang malam. Saya lihat sedikit ruam merah punggungnya. 

Selasa, 19 Februari 2013
Pagi harinya, suhu badannya masih terasa hangat dan terlihat tidak bersemangat. Sore harinya kami bawa ke dokter anak. Ruam merahnya bertambah banyak dan menyebar ke seluruh badannya. Yang membuat saya bingung, dokternya hanya mengatakan Azka terkena radang dan kemudian diresepkan antibiotik, seraya meminta datang kembali apabila nanti sampai hari Kamis suhu badan Azka belum normal. Apakah gabagen itu sama dengan radang? Pertanyaan itu masih berkecamuk dalam hati saya hingga kini. Malam harinya, Azka masih rewel dan mengeluh gatal di seluruh badannya. Kamipun sibuk bergantian mengelus - elus badannya sepanjang malam.

Rabu, 20 Februari 2013
Pagi hari, suhu badan Azka mulai turun. Ruam merahnya juga sedikit berkurang, namun masih terlihat tidak bersemangat beraktivitas, dan pandangan matanya juga masih loyo. Sore hari sepulang kerja, saya liat ruam merahnya berangsur - angsur berkurang dan suhu badannya berangsur - angsur turun, namun nafsu makan dan minumnya belum membaik. Malam harinya, rupanya Azka mulai tidur dengan pulas, tidak rewel sama sekali setelah sebelumnya saya oleskan sedikit bedak Salicyl ke punggungnya. Sesekali saya bangun dan memegang badannya yang sudah tidak terasa panas lagi.

Kamis, 21 Februari 2013
Pagi hari, Azka terlihat lebih bersemangat beraktivitas. Namun nafsu makan dan minumnya belum membaik. Ruam merahnya sudah banyak berkurang. Sampai malam suhu badannya relatif stabil, sudah normal kembali. Azka bisa tidur pulas malam itu.

Jumat, 22 Februari 2013
Kondisi Azka sudah relatif stabil dan ruam merah sudah tidak terlihat lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar